Dreams and Career

             Mimpi terkadang sulit ditebak dan sulit untuk memutuskan mengikuti kemana arah mimpi kita.
Memang tidak semua mimpi harus diikuti pula..
Dulu cita-cita saya ingin menjadi arkeolog, karena saya sangat suka sejarah dan berpindah-pindah tempat menjelajahi kota-kota..
Seiring berjalannya waktu saya semakin realisistis dan mempunyai mimpi menjadi seorang chef di Eropa.
Waktu SMA saya sangat terobsesi untuk bekerja di luar negri dan menjalani hidup mandiri, ngopi di sebuah coffee shop di tengah turun salju.
           
           Dan... Waktu pun berlalu, hidup di Bali menjadi angan-angan selanjutnya.
Tercapai juga akhirnya punya kehidupan di Bali..
Singkat cerita, masuk Sekolah Tinggi Pariwisata yang paling ternama di kota Bandung menjadi sebuah impian dan obsesi yang begitu realistis.
Hanya saja keberuntungan belum tertuju kepada saya.
Lalu saya mulai menyukai berbisnis, di tengah-tengah kegagalan itu.
Saya dan 3 orang teman saya dipercayakan sebuah bisnis. Ada satu Resto yang sedang stuck dan ownernya mempercayakan kami untuk mengelola resto/cafe tersebut.
Sebuah resto jepang dengan tempat di kota dan fasilitas lengkap..
Kami sudah cukup bekerja keras untuk menyusun menu, menghitung pengeluaran dan pemasukan serta marketing.
Tapi mungkin karna kami masih sangat baru di bidang mengelola sebuah resto ini sehingga satu persatu dari kami mengundurkan diri dan memilih jalan masing-masing.
Yang satu kuliah, yang satu membuka usaha sendiri, yang satu masih bertahan, sementara saya mempersiapkan tes masuk gelombang ke 2.

           Setelah itu saya mulai stress karena setelah melepaskan bisnis itu dan tidak diterima untuk ke 2 kalinya di tempat perkuliahan itu. Saya terkena syndrome 'toiletist' , will talking about that latter.
Saya stress karena menganggur, ga ada aktifias membuat saya rendah diri seperti tidak berguna.
Sampai akhirnya saya sedang menjelajahi internet dan menemukan sebuah suplier make up replika dan branded.
Saya mencoba sedikit demi sedikit mempromosikan melalui BBM kepada anak muda dan ibu-ibu. Waktu itu masih teman-teman saja mangsa pasarnya.
Tapi lama-lama jaringan semakin meluas, pelanggan dan resseler membeludak.
Untung berkali lipat dan saya merasa enjoy menjalani bisnis online.
Tidak hanya make up tapi juga boneka, sepatu, baju, dll.
Dari hasil bisnis online saya bisa membiayai liburan ke Bali sendiri plus kembali lagi ke Bali untuk bekerja.
Tiket pesawat, kost, kirim motor dan semuanya..

          Sampai di bali tentu pekerjaan saya menjadi seorang cook helper atau commis 3. Menjalani kehidupan dengan bahagia, ngopi-ngopi cantik di starbucks depan pantai. Atau shopping di mol pake uang sendiri. Seiring waktu berjalan dan saya pun pulang untuk persiapan tes masuk tahun berikutnya saya mulai kembali berbisnis bersama satu teman saya.
Kami berdua membuat suatu brand bernama 'Monster Cookies', kue kering khusus pada saat lebaran saja.
Berbekal resep dari hotel dimana kita sempat magang dan belajar dari ahlinya kita mulai mempromosikan brand baru kita.
Bisnis kue kering ini cukup berhasil untuk tahun itu, kami untung cukup besar. Ya setimpal dengan kerja keras kami berdua, sekitar 5 lusin toples kami produksi.

        Saat ini pun saya sedang menjalani bisnis dengan memproduksi pannacota kreasi saya, 'Sweet Escape'



juga kembali meluncurkan kue kering 'Monster Cookies' tahun kedua ini dengan variasi yang baru!

              Bisnis merupakan sebuah visi yang baru untuk saya, menjadi young enrepreneur adalah impian. Tapi, memasak adalah sebuah passion yang tidak mungkin hilang dari diri saya. So, kenapa ga digabungin aja mimpi dan passion itu?
Sekarang adalah waktu perintisan yang tepat sembari kuliah sembari merintis bisnis sambil nambah-nambah uang saku. 
Mungkin saya boleh terkena sakit parah atau ditolak di universitas, tapi saya akan terus berkarya sampai mati! :) 

Comments

Popular posts from this blog

4 tahun perjuangan melawan kanker

Waiting for miracle

R I P Acute Lymphobastic Leukemia