4 tahun perjuangan melawan kanker

November 2017
Hello world, sudah di bulan november aja.. Ga kerasa udah mau natal. Tahun kedua di malaysia, masih berkutat dengan cancer.
Tapi pengalaman yang berbeda, hati yang berbeda, perspektif yang berbeda. Bahkan aku menulis ini dengan senyuman dan hati yang damai, sekalipun keadaan tidak begitu jauh berbeda dengan tahun kemarin.
4 tahun diproses Tuhan, sepertinya baru sekarang aku begitu tenang dan siap menghadapi apapun.
Tahun tahun dimana diriku begitu bergejolak, hatiku naik turun entah ingin bertahan hidup ataupun menyerah, mempertanyakan mengapa kehidupan begitu kejam kepadaku, melawan diriku sendiri untuk lepas dari egoku. 
Hari ini apa yang aku genggam siap aku lepaskan ke tangan Tuhan, hal yang paling berat aku lepaskan itu sebenarnya hal kecil, konyol, tapi aku betul2 bergulat dengan diriku untuk mengalahkan hawa nafsu, what’s that? Makanan. 
Hampir semua makanan normal tidak boleh dimakan, katanya daging merah pemicu kanker, gula makanan kanker, ayam disuntik, ikan ber-merkuri, nasi ada pemutih, sayuran harus organik, karbo harus biji2an, garam harus pink himalaya, semua makanan olahan adalah musuh (kecap,penyedap,makanan fermentasi seperti miso,terasi, bahkan tempe), semua harus dimasak dadakan dan matang karena rentan terkena bakteri, tidak boleh makan minyak sama sekali, susu harus dari kacang tapi tidak boleh kedelai, tepung terigu juga tidak boleh,makanan pedes takut diare dan masih banyak lagi.
Pada awalnya aku merasa ini mustahil, kehidupan ini mustahil dijalani jika hidup begitu banyak larangan, apakah hidup ini layak dijalani bila seperti itu? Jawabannya adalah layak, hidup ini bisa dijalani dengan bahagia meski tanpa semua makanan yang aku suka, hari ini aku sudah bisa mengalahkan diriku sendiri.
Hadiah ter-indah untuk diriku dari diriku tahun ini.
Jadi apa yang aku makan sehari2? Mostly sayuran, tumis pare, kangkung, tumis jamur, sup sayur, mie tomat jamur, bawal putih, telur ayam kampung, kacang ijo,biji2an, buah2an. Dan kali ini aku tidak merasa tertekan dan tidak bahagia, makanan bukan lagi halangan walaupun kalau liat orang makan enak ya masih ngiler sih hahah

Perjalanan ini seru-seru tegang, resikonya besar (jelas kematian seperti di ujung tanduk), rasa sakitnya mantap, air mata pasti ada walaupun kayaknya udah ampir kering, tapi di masa inilah dimana kekuatan Tuhan menjadi nyata dalam hidupku. 
Terlalu banyak keajaiban yang terjadi untuk diceritakan, kalau kepo banget mau tau mending ke rumah aja ya kita cerita2 hahaha

Jilid 1, oktober 2013
Pertama bertemu leukemia baru masuk kuliah, sedih karena harus cuti kuliah. Tapi masih seneng pada awalnya banyak yang jenguk, banyak yang perhatian, banyak yang berkunjung, tapi setelah pulang dari RS dan sebulan berlalu perlahan teman-teman menghilang, yang ada hanyalah keluarga.
Namun pada saat itu kemonya hanya 6x dan termasuk sangat ringan, tidak ada efek yang menyakitkan selain... pada akhirnya infeksi paru2 dan koma.
Setelah pemulihan koma pun aku masih bisa bersenang-senang ke bali, menikmati hidup banget jalan2 sama keluarga.
Balik menjalani kuliah yang super duper seru selama 1,5 tahun.

Dangggg, bertemu kanker jilid 2. Januari 2016.
Perlahan namun pasti.
Awalnya kuping mendengung (kirain bisa denger setan lol)
Kedua kaki mulai lemes dan lama2 ga bisa jalan, bahkan berdiri pun ga bisa. Drama banget kejadian itu, awalnya pake tongkat kaki 1, tak berguna sama sekali. Beli lah walker kaki 4, bisa jalan sedikit2 dan ke toilet sendiri, jatuh berkali kali, tersungkur sambil nangis2, kaki udah lebam dimana2 karena jatuh.
Dibeliin lah kursi roda pada akhirnya sama temennya mami, pakai kursi roda pun pindah dari ranjang ke kursi roda susah.
Waktu itu berat badanku 75kg, aku ga bisa nopang badan pake tanganku sendiri.
Yang paling sulit adalah dari kursi roda ke kloset untuk pup dan mandi.
Udah ke dokter syaraf, ke terapi kaki, dipijet ke abah urut, sampai usahain pake bpjs antri ke puskesmas, ya ke RS kabupaten mau antri CT scan dapetnya 2 bulan lagi yaampun. 
Ternyata masalahnya itu Kankernya balik lagi, dan udah nyerang ke otak sampai syarafnya udah ke ganggu.
Sampai saat ini telinga sebelah kiri belum pulih 100%, dokter bilang memang itu bekas efek serangan kanker ke 2 itu, dan ga bisa diapa2in, yang kanan sih sembuh sendiri.

Jilid ke 2 ini menurutku paling berat di bagian fisik dan mental.
Karena harus berjuang jauh dari keluarga dan temen2 untuk pertama kali, kemo 50x dan transplantasi pertama itu rasa sakitnya super dasyat ga ada yg ngalahin selama aku hidup ya.
Di tempat asing tanpa siapa2, Cuma aku dan mami ber 2.
Tidak seperti hari ini, mami memulai pelayanan di hospital saat pertama aku dirawat di malaysia.
Setiap bertemu pasien dari Indonesia, mami berkunjung ke kamar rawat pasien dan mendoakan, mensuport via whatsapp.
Lalu banyak orang Indonesia yang bertanya bagaimana caranya berobat di malaysia, aku dan mami membantu memberikan informasi dan siapa dokter spesialis untuk penyakit mereka.
Apapun yang bisa membantu orang lain, kami lakukan.
Sampai tercipta lah grup whatsapp untuk pasien dari Indonesia, dari situ kita bisa berbagi info rent apartment, dimana belanja kebutuhan yang murah, tempat makan, saling mendoakan & support.
Hari-hari tidak se-sepi dan se-asing saat pertama kali kami di malaysia, tidak tahu dimana harus belanja, dimana harus cari tempat sewa tinggal, bagaimana cara naik taxi, hanya berdua di tempat yang asing.

Selalu mimpi-mimpi pulang, karena memang lama 8 bulan full, dan aku full 8 bulan gak keluar rumah kos sama sekali kecuali ke RS.
Tapi semua terlewati dan berakhir indah, remisi selama 11 bulan.

Tralalala Jilid 3, April 2017
1 bulan doang sebelum genap remisi 1 tahun dan vaksinasi, tiba2 hasil darah jelek dan ada blast.
Sedih se-sedih-sedihnya.
Ini adalah guncangan jiwa paling berat. Udah ga semangat, hopeless, buntu, down, marah.
Pikiran ngalorngidul kacau balau, mau angkat bendera putih tanda tak mampu, padahal badan ga ada rasa sakit yang sakit banget gimana...
Prosesnya pun singkat ya DLI Cuma 3 bulan udah boleh pulang, ehtapi 3 bulan itu pergumulan iman dan batin. 
Sempat berhenti bermimpi, berhenti tersenyum, tatapan mata kosong.
Sampai akhirnya bangkit lagi, ada masa dimana nasihat orang, firman Tuhan, semua kayak gak mau aku terima, karena kecewa dan marah sama keadaan.
Tapi ketika mengeraskan hati, semua ke-negativan kayaknya jadi bersarang dalem diri, hidup serasa hampa.
Tuhan menyadarkan setelah semua beres, ternyata Tuhan jagai, aku hidup, treatment bisa dilanjut pulang pergi indo. Aku berdamai dengan diri sendiri, dengan Tuhan, dengan keadaan.

Jilid 4, September 2017
Dia datang lagi, bahkan ketika aku masih menjalani treatment yang harusnya bisa menyembuhkan.
Air mata pasti ada, tapi kali ini aku tidak akan kalah dengan keadaan.
Aku dan keluarga sudah berserah sepenuhnya pada Tuhan, tapi berserah bukan berarti menyerah.
Jadi kali ini aku jalani dengan santai, aku percaya apapun yang terjadi Tuhan pasti jagai.
Here i am, hidup.
Walaupun masih proses, tapi aku jalani dengan baik.
Maksudnya baik adalah jiwa yang tenang ,penuh damai sukacita, aku terus merancang masa depan meski dalam keadaan yang sebenarya bisa dibilang buram.
Entah apa yang bisa terjadi esok,  lusa, tahun depan, 5 tahun lagi, aku masih dalam proses penyembuhan tapi aku terus bermimpi, terus berfikir hari2 depan. Sekarang aku berani untuk bermimpi, untuk punya keinginan, untuk mewujudkannya.
Orang lain tidak akan ada yang tau bagaimana aku takut untuk bermimpi, ketika setiap impianmu rasanya gagal dicapai, ketika jalan kehidupan meng-obrak-abrik semua yang kamu rencanakan.
Aku telah sembuh.
Sembuh jiwa dan raga.
Aku belajar untuk makan lebih apik lagi, meski tak menjamin 100% makanan sehat bisa membuat kanker lenyap. Semua itu kedaulatan Tuhan.
Tapi yang penting adalah untuk terus maksimal, meski dalam keterbatasan. Inilah badai kehidupan yang tak lagi membuat aku porak poranda, karena aku percaya betul pada Tuhanku. 
Berusaha sekuat tenaga dengan fisik-ku menjalani setiap treatment yang ada dengan hati yang bersukacita.

4 tahun yang berkesan, perjuangan carissa.
Aku harap tidak ada jilid-jilid lainnya, cukup sampai sini dan sembuh total.
Aku harap tahun depan aku bisa berkarya, tapi semua kuserahkan kepada Tuhan, yang sudah menyiapkan rancangan ter-indah untuk aku.
Selamat akhir tahun menuju natal, semoga darahku bisa terus membaik ke angka normal dan semua sel blast lenyap untuk selamanya, semoga Tuhan mencukupkan semua yang kami butuhkan, semoga aku dan mami bisa pulang ke Indonesia sebelum natal tiba.
Terima kasih untuk semua yang sudah mendoakan kami, dan juga semua donatur yang sudah memberkati kami.

Comments

  1. Buat saudara sekalian yang lagi mencari kesembuhan saya rekomendasi kan coba brobat dengan pengobatan ikhwan 9779 Beliau punya obat racikan yang dapat menyembuh penyakit ini dengan jauh lebih baik dan sudah tr bukti sudah banyak orang yang sembuh dari kanker darah ini. Jadi buat saudara saya saran kan bila saudara Ingin sembuh segera lah hubungi beliau dan brobat dengan beliau saudara bisa datang langsung ke temu beliau dan bisa juga brobat jarak jauh seperti Paman saya selama ini dan Paman saya sudah sembuh. Jadi buat saudara coba segera brobat dengan beliau ini nomor beliau pengobatan ikhwan 9779 Hp 08-22-94-23-82-89

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Waiting for miracle

R I P Acute Lymphobastic Leukemia