Perjalanan CAR (chimeric antigen receptor) T CELL

Akhirnya dimulai juga CAR T CELL ini,
sebelumnya transplantasi yang pertama menurutku paling berat. Karena betul2 sakit parah sampai ga bisa makan dan minum, muntah darah dan lainnya.
Tapi setiap treatment selalu ada tantangan nya masing-masing, apalagi treatment CAR T CELL ini masih baru, dokter belum terlalu menguasai efek2nya karena aku pasien pertamamya yang mencoba treatment ini.

3 hari masuk CAR T CELL, hari pertama dosis ringan, hari kedua dosis sedang, dan hari ketiga dosis tinggi.
Efeknya mulai bermunculan, demam sepanjang hari tanpa henti dari 38°c sampai 40.5°c.
Rasanya seperti dibakar diatas arang, jadi guys bertobatlah hahaha demam 40° aja udah macem mau teriak2 PANAS PANAS PANAS, bayangin panasnya neraka kayak apa yak.
Selain itu mata tiba2 merah banget sampe kelopak mata bengkak.
Panas dingin melanda setiap waktu, menggigil hebat sampai gigi bergemeretuk, tapi disaat yang sama dalam badan hawanya panas parah.
Ini memang efek car t cell, menandakan CAR T CELL sedang bekerja makanin kanker yang ada di dalem tubuhku.
Aku lebih banyak tidur karena badan rasanya gak karuan, dikompres mata, dikompres kepala, pakai hot pack dll.
Jangankan makan, bangun aja males, ada sih reda nya si demam ya paling lama 1 jam 😂😂😂
Sleepless night setiap malam, karena efek lainnya yg dikhawatirkan adalah tekanan darah drop dan sesak nafas.
Jadi nurse datang setiap 2 jam sekali cek tensi,kadar oksigen, detak jantung dan suhu tubuh.
Malem2 tiba2 keringetan basah seranjang, kedinginan, sampai muntah2. Sehari bisa 3 kali muntah, gak tau apa yang dimuntahin wong gak makan apa2. Terakhir muntah karena tiap pagi harus minum 10 tablet obat yang berbeda, akhirnya minta diganti aja sama injection infus.

Tapi tenang, dalam semua rasa sakit penderitaan ini aku percaya penuh Tuhan sedang bekerja. Entah apa maksud Tuhan yang tak terselami, tapi aku dan keluarga yakin dan percaya semua dalam kendaliNya.
Semakin kenyataan hidup seperti diobrak abrik, ketika fokus kita bukan mengasihani diri sendiri, bukan fokus dengan masalahnya, kita jadi bisa liat perkerjaan Tuhan yang dasyat.
Banyak orang yang gak dikenal tiba2 kenalan di hospital, jadi teman, aaling mendoakan.
Ada pendeta entah dari mana datang untuk doain.
Ada yang seminggu berkali2 ngirim makanan.
Dan yang ajaib, Dr Alan Teh, dokter yang menangani ku, adalah malaikat yang Tuhan kirim. Beliau tau kami sudah kehabisan dana, sebisa mungkin dia carikan obat yang bisa gratis, mengusahakan semua pelayanan untuk aku yang terbaik, sejak awal tahun beliau tidak memberikan tarif kepada kami, alias GRATIS, iya padahal stres2 mikirin kondisi aku, obat apa yg harus dikasih, malam2 ke emergency untuk ngurusin pendarahan aku, semuanya tidak dibayar.
Tidak semua dokter yang hatinya sebaik dan semurni itu, beliau betul2 murni ingin membantu menyembuhkan pasien.
Setiap ada pasien yang relapse beliau bisa banting laptop atau gebrak meja di chemo day care, why?  Karena dia betul2 mau pasiennya sembuh dan hidup.
Padahal seharusnya sekali visit dokter itu sekitar 200rm atau sekitar 650rb rupiah, belum lagi kalau di rawat inap sehari 2x visit.
Bersyukur Tuhan mempertemukan kami dengan dokter yang tepat, terbaik, yang sudah Tuhan siapkan 😊
Thank you Dr Alan!

Walaupun bill dari hospital sudah diluar kemampuan kami, kami percaya Tuhan akan mencukupkan.
Terima kasih untuk semua yang sudah mensuport dan mendoakan kami.
Doakan aku supaya terus kuat menjalani hari2 yang tidak mudah, semoga treatment ini adalah treatment terakhir yang memabawa kesembuhan total.
In the name of Jesus!

Comments

Popular posts from this blog

4 tahun perjuangan melawan kanker

Waiting for miracle

R I P Acute Lymphobastic Leukemia