Hari-hari bertahan

Selama kurang lebih 25 hari relapse (kambuh), begitu banyak yang terjadi.
Hal-hal yang mengejutkan, kejadian buruk, bikin kesel, air mata yang tak tertahan menyeruak keluar.
Namun ditengah hari-hari ujian ini, bukan sekedar itu.
Keajaiban bermunculan, seperti ribuan bintang ditengah gelap malam.
Ketika kami berdoa bersama satu keluarga setiap hari, bersyukur dalam keadaan apapun, tetap taat meski jalanan berbatu-batu, pinggiran jalan terlihat curam.
Dalam menghadapi kanker atau sebenarnya dalam kehidupan ini, kita betul2 tidak tahu apa yang akan terjadi besok dan lusa.
Berkali2 kambuh, menjalani skenario proses medis yang mirip2, dengan resiko yang selalu sama. Kematian.
Setelah 4 tahun berjalan paksa bersama kanker darah, semuanya akan sulit jika hanya fokus pada si bedebah kanker.
Lebih besar dari itu, lagi-lagi, selama masih Tuhan beri nafas, berarti Tuhan masih punya rencana.
Mungkin-mungkin suatu saat aku akan menjadi motivator? penginjil? pebisnis? atau tetap berkutat di bagian kuliner?
Tidak juga pernah ada yang tahu kan?

Aku bersyukur punya papi mami dan keluarga yang luar biasa baik, hidup dalam lingkungan yang baik.
Banyak orang dari manapun, tidak pandang ras dan agama, mendoakan aku, bahkan orang yang tidak kenal bisa tiba2 direct message menyemangati dan berdoa untuk kesembuhan ku.
Tidak sedikit yang datang langsung ke malaysia sambil berlibur, menyempatkan mengunjungi kami di rumah atau hospital, bahkan banyak juga orang malaysia dari komunitas2 di sini.

Saat mami sedang sibuk seharian urus ini itu, gak sempet beli makan, ada yang datang bawa banyak makanan. Saat kami kehabisan air mineral di rumah, ada yang sengaja belikan ber-galon-galon. Bahkan ketika kami nunggak ke rumah sakit karena betul2 tidak ada uang, Tuhan kirimkan mujizatnya secara tidak masuk akal, betul2 tidak masuk akal.
Kami cuma bisa bengong dan betul2 mengucap syukur, ketika kami menyerahkan apa yang akan terjadi sepenuhnya di tangan Tuhan Yesus, percaya Dia pasti jaga kami, kami betul2 melihat penjagaan Tuhan.
Penjagaan Tuhan bukan berarti kita selalu dalam keadaan baik, tapi sekalipun hal buruk terjadi, itu hanyalah penggalan kisah kehidupan, ketika kita bertahan dan tetap percaya kepadaNya, Dia akan membuat satu kisah itu Sempurna dan Indah.
Sama seperti, jangan baca buku cuma setengah2, jangan cuma nonton film cuma 5 menit pertama.
Dari 100 tahun umur manusia, aku hanya masih di 23 tahun pertama.
Masih terlalu dini untuk melabelkan rencanaNya itu buruk.

Di tengah menunggu CAR T CELL yang belum juga ada kabar,  aku banyak merenung.
Banyak melihat, banyak orang yang kondisi nya lebih sulit dari apa yang aku hadapi.
Sejujurnya saat ini tidak ada rasa sakit apapun yang aku rasakan, aku masih bisa tidur nyenyak, makan enak, masih bisa dikelilingi keluarga yang hangat, ditangani di rumah sakit yang profesional, dokter pun masih bisa berusaha mencarikan treatment untukku.
Tidak semua pasien leukemia bisa ditangani, terutama di tanah air yang penanganan nya belum memadai, hanya ada kemoterapi. Sementara untuk pasien yang kambuh berkali2 seperti aku sudah tidak bisa ditangani di Indonesia.
Jadi aku tidak layak untuk mengeluh pada Tuhan, aku tidak layak mengasihani diriku sendiri.

Mengasihani diri sendiri adalah awal dari keterpurukan, dulu aku pernah seperti itu.
Aku jadi tidak bisa bersyukur, tidak bisa melihat kebaikan Tuhan, mood selalu jelek, gampang marah, semua proses medis jadi terasa berat, hilang nafsu makan, dan semua pikiran hanya negatif, ujung2nya jadi gak semangat hidup.
Dan inilah stadium paling akut dalam kehidupan.
Membandingkan kehidupan diri sendiri dengan orang normal yang bisa makan tanpa takut iming2 kanker, yang bisa traveling sana sini, yang bisa berkarir, yang punya kehidupan percintaan, dan banyak lagi.
Semua itu adalah pemikiran dangkal yang terlalu egois.
Sementara Tuhan udah baik2 ngasih nafas, ngasih hidup, semua keluarga banting tulang usahain supaya aku hidup, aku bisa2nya mikirin ego sendiri?
Sejak itu aku bertobat hahahha
Jadi jangan pernah "mengasihani diri sendiri", Tuhan punya kasih yang luar biasa, Dia tau kok setiap perjuangan kita, setiap pengumulan kita.

Disini kami ada grup sesama pasien indo, kebanyakan anak2 kecil dari umur 1 tahun sampai dewasa. Tak jarang yang datang dengan uang pas2an, hasil donasi, karena di Indonesia berminggu2 salah diagnosa atau bahkan tidak ditangani. Sangat sedih melihat anak2 kecil sudah bertemu kanker atau sakit yang lain. Jika kalian berdoa, tolong doakan untuk teman2 lainnya disini.

Comments

Popular posts from this blog

4 tahun perjuangan melawan kanker

Waiting for miracle

R I P Acute Lymphobastic Leukemia