#Carissacancerdiary : Hari ke 7

Hari ini mami sudah dapet kamar kos di jalan ss 15, ga jauh dari hospital..
Koko mulai bawain barang2 dari hotel ke kos yang kalau jalan butuh sekitar 10 menitan..
Saya pun siap2 dengan badan lemes masih diare..
Sekitar jam 12 siang kami keluar hotel, sambil hujan mulai turun..
Kebetulan ownernya ibu2 chinese cukup baik untuk jemput saya naik mobil..
Karena barang kami pun masih banyak yang belum keangkut.
Setelah sampai koko harus kembali gotong kursi roda dan saya menaiki tangga..
         

Ini adalah rumahnya, sangat bersih dan terawat, walaupun kamarnya cukup sempit.

Puji Tuhan bisa dapat kamar yang bersih seperti ini, Harganya 1100rm yang kalau dirupiahkan sekitar 4juta

Lalu saya pun ber-istirahat dengan tenang, mami dan koko mulai merapikan barang-barang kami di lemari dan meja..

Ownernya menjelaskan sederet peraturan yang sangat ketat dan aneh.
Kami harus deposit sebanyak 1500rm,

Tidak boleh berisik, jika ada kamar lain yang komplain maka deposit dipotong.
Tidak boleh memasak, tidak boleh foto2 di ruang makan dan ruang tamu.
Tidak boleh kotor, jika kotor didenda.
keluar masuk hanya sampai jam 10 malam,
Tidak boleh membawa masuk tamu,
Kalau kunci ilang di denda,
Jika penghuni kos lain komplain tentang apapun didenda.

Kami menerima bulat-bulat karna tidak ada pilihan tempat tinggal lain yang murah, bersih, dan dekat dengan hospital...

Selang 3 jam kami deal dengan owner perempuan itu, suaminya datang..
Kebetulan kursi roda saya ditaruh di depan kamar karena tidak cukup.
Lalu suami owner itu tiba2 membuka pintu kamar kami dan memanggil mami.
Saya tidak tau apa yang sedang terjadi karena sedang lemas-lemasnya..
Owner laki2 itu pun membuka kembali pintu kamar saya tanpa mengetuk melihat saya dengan muka jijik.
Tiba-tiba mami dan koko masuk kamar dan membereskan kembali barang2 yang sudah kami susun di lemari dengan susah payah.
"Ade ga usah mikir apa-apa ya, ga apa2 ini ga apa2 kok. Kita terima aja, Tuhan pasti kasih jalan.", kata mami
Saya pun ikut membereskan sedikit barang yang bisa saya raih di ranjang, saya kembali siap2 pakai masker, syal, kupluk, jaket.
Ternyata suami owner paruh baya itu rupanya tidak mau menerima ada penghuni yang sakit, dia takut kos2annya ditutup karena ada yang sakit. Dia mengusir kami dengan cara kasar, padahal perjanjian deal sudah di sign kedua pihak.
Dia marah-marah dan ngedumel, padahal istrinya sendiri yang menerima kami dengan baik.
Kami harus keluar saat itu juga, tanpa peduli saya sedang lemah, tanpa peduli kita mau kemana, tanpa pedulikeadaan kami yang genting.
Sementara kami tidak tau kami harus kemana dengan barang bawaan yang sangat banyak dan membawa orang yang sedang lemah , cuaca di luar sedang gerimis.
Namun Tuhan tidak tidur, tangannya tidak kurang panjang untuk menolong kami.

Di saat kami hilang arah entah harus kemana, tidak mungkin kembali ke hotel yang sangat tidak sehat untuk saya. Tiba-tiba ada telepon masuk dari Ps Nuah menanyai kabar kami.....
Mami pun menjawab,"Hallo pastor, kami sedang diusir oleh pemilik kos. Kami tidak tau harus kemana."
"Baik saya akan jemput 15 menit lagi", jawab Ps Nuah.
15 menit kemudian Ps Nuah dan Ben datang, dengan badan yang rasanyya tidak mampu lagi untuk beranjak dari tempat tidur saya harus berjuang masuk ke mobil.
Entah kami mau dibawa kemana lagi, beliau tidak bicara...
Kami sampai di sebuah rumah, mereka menawarkan ada kamar kosong di situ..
Saya disuruh tunggu di mobil dulu sementara mereka semua turun untuk melihat kamarnya..

Saya merasa sekarat saat itu, nafas saya mulai berat..
Saya sungguh merasa lemas, tidak enak badan, saya merasa separti mau mati.
Di mobil itu pun saya berdoa minta ampun.

Tuhan, ampuni saya jika dosa saya yang membuat saya seperti ini.
Bapa, saya tidak sanggup lagi... saya merasa seperti mau mati.
Bapa, dimanakah engkau????
Saya ga sanggup Tuhan, ambil aja saya sekarang.
Tapi saya sayang banget sama keluarga saya, mami papi cici koko, mereka udah berjuang mati2an buat saya. Saya masih mau berjuang.
Saya janji Tuhan kalau saya bertahan sampai akhir, apa saja yang Tuhan mau akan saya lakukan.
Kalau Tuhan mau saya lepas mimpi saya, saya siap.
Saya siap Tuhan bawa kemanapun..
Bapa, lewatkanlah cawan ini dari padaku.

Saya memanggil-manggil Tuhan sangking kesakitannya saya.
Sementara mereka lama sekali di dalam, kaki saya masih tidak bisa melangkah.

Akhirnya mereka keluar dari rumah itu, dan membawa saya masuk.. Lagi-lagi dengan perjuangan ngangkat2 saya...

Tuhan memang ga pernah tidur!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Kami mendapat kamar di rumah yang bersih, bagus, baru, fasilitas lengkap, nyaman, ada dapur, tidak banyak peraturan aneh, dengan harga 600rm!!!
Bayangkan betapa berbedanya dengan yang sebelumnya.
Dia mengambil sesuatu dari kita untuk mengganti dengan yang jauuuuuh lebih indah.

Hidup itu memang sering kali memberikan banyak cobaan yang kadang kita anggap ga sanggup kita lewatin, seringkali rasanya pengen mati aja. Tapi Tuhan Yesus selalu kasih liat, sekalipun saya ada dalam perjalanan sulit, Dia tetep jagain saya, Dia jalan bareng saya. Dia ga ninggalin saya.