Carissa Cancer Diary

Life training, Desember 2015
 
Setelah melewati semester 3 di kampus, seharusnya desember adalah hal yang membahagiakan.
Karna pada bulan januari saya akan menghadapi praktek kerja di Bali.
Sesuai yang kalian tau, bali memang selalu pilihan ke dua untuk saya tinggali.
Semua berjalan cukup lancar sampai kira-kira setelah natal, kaki saya tiba-tiba saja melemah.

Setelah 2 tahun mengkonsumsi obat kemo jalan, dokter memperbolehkan saya berhenti obat total.
Tentu saya bahagia, lepas dari obat yang suka bikin mual dan pusing.
Tapi sejalan dengan obat berenti, kuping saya terus mendenging sepanjang hari, migrain parah, punggung saya terasa sakit.
Saya kira itu mungkin efek berenti obat...
Lama-lama kaki saya terasa berat untuk naik tangga, lalu saya pergi ke tukang akupressure.

Tak lama dari itu malah semakin parah...
Ke dokter syaraf pun sudah beberapa kali, tapi dokter menyatakan kalau ini hanya efek obat kemo yang pernah diminum, padahal terakhir kali saya kemo sudah setaun lebih yang lalu..
Tapi hidup dengan kaki lumpuh untuk pertama kali sangatlah sulit...
Keadaan sikis saya pun diuji, karna untuk ke toilet pun sungguh berjuang.
Berhubung tubuh saya gemuk, butuh 2 sampai 3 orang untuk bawa saya ke toilet.
Waktu itu saya hanya memakai tongkat kayu dan kursi untuk menopang...
Semua memakai kekuatan tangan..
Kerap kali saya menangis sejadi-jadinya, setiap kali saya terjatuh keras ke lantai.
Saya bingung apa yang sedang terjadi....


Berkali-kali saya terjatuh, kaki dan paha semua lebam-lebam.
Bahkan ketika saya sudah menggunakan walker berkaki 4 pun saya masih jatuh..
Job training bulan Januari pun sirnah sudah, saya kembali harus menunda kuliah.
Saat itu, saya tidak terlalu kecewa atau kesal...
Saya sudah dapat menerima, dalam hidup ini akan selalu ada yang harus dipegang erat-erat  dan ada yang harus dilepaskan dengan ikhlas.
Buat saya, 3 semester di STP bandung sudah sangat membahagiakan.
Walaupun saya bukan anak yang sangat menonjol di kelas, tapi saya sudah berusaha semaksimal mungkin dalam menghidupi passion saya.
Kalau memang Tuhan minta saya ke jalan lain, saya sudah siap dari dulu.
Hanya saja semakin hari kaki saya bertambah parah...
Sampai akhirnya bala bantuan kursi roda datang...


Ini adalah foto ketika saya pergi ke puskesmas soreang untuk mendapat rujukan MRI
Dibalik senyuman keluarga ini, ada kesedihan yang terlihat dari mata kami.
Bukan karna takut mati, hanya saja kami tau ini akan menjadi perjalanan panjang..


Sampai saat itu saya kira tidak ada sangkut pautnya dengan leukemia.
Tetapi kami memutuskan untuk cek darah..
Dan hasilnya kurang normal tetapi masih tidak jauh, dokter darah saya pun bilang 1 minggu lagi cek kemabali..
Minggu itu adalah minggu paling mendebarkan, segala usaha minum jus bit dan lain-lain diusahakan.
Sampai tiba saatnya cek darah kembali, tepat saat ulang tahun pernikahan mami papi saya.
Saya berdoa, supaya hasilnya bagus dan bisa jadi kado terindah untuk mereka.
Hari itu sungguh mencekam...
Saya seperti diperlakukan seolah2 semua baik2 saja, justru saya tahu pasti mereka belum sampai hati menyampaikannya...
Kami sekeluarga besar merayakan ulang tahun pernikahan orang tua saya sampai sore hari..

Hati saya sudah tidak tenang untuk tau hasil tes darah...
Saat setelah perayaan, mami datang dengan wajah mencoba tegar...
“De, ini hasilnya.. besok kamu di bone marrow ya. Ade yang sabar ya.... “.
Saya tak kuasa menahan tangis... Di depan seluruh keluarga besar, tante, um, opa, cici, koko..


Saya menangis karena saya sangat sedih harus kembali membuat semua orang di sekitar saya repot... Harus kembali menyemangati diri sendiri, berhadapan dengan banyak rasa sakit nanti...
“Akankah saya mampu melewatinya lagi ya Tuhan??
Melihat kedua orang tua saya banting tulang mencari dana yang jelas-jelas tidak kami punya, ditambah kakak saya yang dalam waktu dekat akan menikah...
Mengapa saya seperti membawa malapetaka dalam keluarga??
Mengapa tidak Engkau ambil saja nyawa saya secepatnya, supaya tidak usah nyusahin keluarga?”
Kira-kira itulah pikiran yang terlintas saat itu...

Keesokan harinya..
Tiba saatnya bone marrow yang sangat menyakitkan, ditambah saya lumpuh..
Butuh 2 orang untuk membopong saya turun dari lantai 2, lalu masuk ke mobil.
Pagi itu dokter yang baik hati tersenyum kepada saya, mendoakan saya agar saya kuat menjalani setiap proses di depan.
Bone marrow yang tentunya sakit sudah dilewati...
Hasilnya akan keluar dalam beberapa hari, dan saya dirujuk untuk ke semarang.
Untuk transplantasi sum-sum...
“bu ini kalau sudah keluar hasilnya saya rujuk ke semarang ya, untuk transplantasi sum2 tulang belakang. Karna kasusnya relaps atau kambuh”.
Tetapi entah mengapa mami saya menginginkan saya berobat di singapur saja atau malaysia...
Setelah konsultasi dengan dokter singapur via e-mail, rincian biaya nya kira-kira 5 Milyar rupiah.
Kami tentu saja tidak punya uang sebanyak itu...
Lalu mami konsul dengan dokter malaysia via e-mail...
berhubung mami aktif dalam perkumpulan orang-orang sakit dan komunitas-komunitas, jadi begitu banyak koneksi yang memudahkan...
Setelah di rinci, biaya di malaysia sekitar 3,5 Milyar rupiah untuk kemoterapi 6 bulan dan transplantasi sum-sum..
Kami memiliki satu-satunya ruko yang bisa kami jual..
Dan itu pun entah mencukupi kebutuhan medis atau tidak..
Tetapi mami papi saya percaya akan ada jalan di depan, dengan penjagaan Tuhan.
Saya secepatnya harus berangkat ke malaysia untuk kemotherapi.
Sambil menunggu hasil bone marrow keluar, beberapa hari di rumah saya dikunjungi banyakkkk sekali orang.
Orang-orang yang mengasihi saya, yang mendoakan saya, teman-teman terdekat, orang-orang yang sangat mensupport saya.
Dari mulai teman-teman kampus, temen SMP, temen SD, temen SMA, temen komsel, temen greja temen-temen mami dari mana-mana, bahkan yang ga kenal...
Dana pun mulai terkumpul sedikit demi sedikit dari banyakn teman-teman yang simpati sama keadaan saya, sebagi bentuk perhatian mereka...
Beberapa teman kakak dan greja saya (ECC) pun ikut menggalang dana..
Saya merasa sangat beruntung banyak komunitas-komunitas baik dalam hidup saya..
 

 
   
Tiba saatnya tanggal 27 Januari saya berangkat ke Malaysia, kami berangkat dengan iman dan berbekal uang pinjaman..
Sedari subuh saya, mami, dan papi sudah berangkat ke bandara.
Diantar oleh kedua kakak saya dan calon suami cici saya.
Di gate sebelum masuk saya berusaha tidak menangis, meninggalkan Indonesia dan meninggalkan kedua kakak saya yang saya sangat sayangi.
Entah kapan saya akan kembali, entah berapa lama saya tidak menghirup udara tanah air...
Mendadak semua seakan untuk terakhir kali..
Aku akan merindukan semua yang ada di Indonesia, semua kehangatan dari keluarga dan teman-teman... Semua sudut kota Bandung...
Dan akhirnya tangisan itu pecah saat menunggu boarding...
Dari atas kursi roda, seorang perempuan yang pucat terisak-isak menangisi kepergiannya sendiri.
Tidak ada yang bisa menguatkan selain diri sendiri, beberapa saat setelah puas menangis akhirnya reda juga.
Mari ikat kepala dan memulai perjuangan.
                      

Hari ke 1 Rabu
Saya pun menaiki pesawat dengan kursi roda, digotong 4 orang.
Dan harus berjalan ke dalam pesawa pun digotong 2 orang.
Sekitar 2 jam perjalanan saya pun sampai, dan dari tempat duduk ke pintu depan harus di gotong kembali 2 orang.
Sampai tangan biru-biru karna digotong...
Setelah sampai, kami langsung menuju rumah sakit dalam keadaan kami semua belum makan..
Sesampainya di hospital, saya langsung bertemu dokter dan melakukan serangkaian pemeriksaan.
Rekap jantung, tes darah, tes urin, dll.
Setelah proses seharian akhiirnya saya masuk kamar dan beristirahat.
Hri ke 2 Kamis
Keesokan harinya saya masuk ruang oprasi untuk memasukan kateter infus dan kemo suntik di tulang belakang.
Setelah itu harus berbaring selama 6 jam.
Dokter mengatakan kakak2 saya harus datang untuk pemeriksaan kecocokan pendonor.
      
  


ini adalah chemo port buat pemakaian jangka panjang bisa sampe setaun, garis lebam itu isinya kabel. Dari pembulu darah di leher sampai ke dada, fungsinya untuk masuk segala cairan chemo, tranfusi, infus, buat ambil sample darah juga..
Ga boleh kena air sedikitpun karna bisa infeksi dan demam..
Jadi kalo mandi harus ditutup plastik dan plester, terus mandinya ga boleh di shower.. super ribet, paling gampang ya seka..
Dibersihinnya biasa disebut ‘dressing’. seminggu 2x, pake alcohol dan betadine dan se pack alat sterilnya.. Plesternya juga khusus waterproof.
Hari ke 3
Kemotherapi hari pertama

ini adalah nurse Farah yang super baik ngurusin dari awal datang, dan tugasnya ngejelasin proses pengobatan yang bakal saya jalanin 7-8 bulan ini, efek apa aja yang bakal terjadi, apa aja yang ga boleh, dan tetek bengeknya...

Hari ke 4 Sabtu
Toto & cici datang
Seneng banget cici koko bisa dateng walau cuma beberapa hari, rasanya seperti ada suntikan semangat!
Kami berdoa mati2an supaya mereka cocok untuk jadi pendonor sum2...
Cari donor sum2 yang cocok itu memang susah banget, perbandingannya 1:100


kemo hari ke 2

Selama 2 hari ini sebenernya kemo berjalan lancar, cuma masih agak aneh ada chemo port yang kerasa di leher dan agak sakit karna jaitannya belum kering..
Ditambah efek baby blue dari chemo yang bikin emosi ga stabil...
Tapi nafsu makan membaik 

Hari ke 4, Minggu
Kemo hari ke 3
Emosi labil, nangis terus
Hari ini saya mendapat kunjungan dari Pastor Nuah, salah satu pastor utusan dari Pastor Kevin loo. City Harvest Church malaysia, kebetulan cici saya cukup akrab dengan beliau karena pernah memberi testimony tentang hidupnya di CHC Malaysia..
Dan juga Senior Pastor saya Ps. Nala sudah menitipkan kami kepada beliau..
Namun beliau sedang tidak ada di Malaysia..
Saya senang mendapat support dan doa dari Ps Nuah yang mengunjungi kami, kami sangat tidak tau apa2 di malaysia... dan beliau menawarkan bantuan jika kami butuh apa2...

Hari ke 5 Senin
Kemo hari ke 4
Emosi labil
Cici & koko tes darah untuk dikirim ke US apakah cocok atau engga untuk transplan sum2..

Hari ke 6 Selasa 

Saatnya potong rambut sebelum berguguran dan susah dibersiin, karna susah mandi ada port.
Banyak yang bilang, ‘sayang banget ya udah susah2 numbuh sepanjang itu, baggus bgt lg baby hair..”
Ia sih sayang, ah tapi bukan segalanya.
Udah pernah kayak gini sebelumnya, malah lucu gundul kayak tuyul.
Ga pernah nangis karna kepala botak, nanti juga tumbuh lagi kok..
Ga apa2 keliatan jelek, bulet, gundul, yang penting hatinya cantik hehhe
Tapi papi nangis waktu saya di gundulin, katanya ga tega...
bye-bye rambutt... nanti tumbuh lagi ya!


Hari ini cici dan papi pulang ke Indonesia,
seperti biasa efek baby blue karna kemo bikin nangis hebat.
Rasanya ga pengen ditinggalin sama keluarga, rasanya saya ga mampu lewatin ini cuma sama mami. Karna nanti koko pun akan pulang setelah imlek..
Kenapa harus malaysia, kenapa harus segini jauh.
Kenapa harus pisah sama keluarga, berat.....
Semua ini rasanya ga mungkin bisa dilewatin, jangankan 7 bulan.. seminggu aja udah pengen pulang..
yang biasanya di rumah banyak yang ngunjungin, sekarang harus berjuang tanpa ada temen-temen, pendoa, keluarga...
Badan setelah kemo rasanya lemes, ringsek, ga karuan...
Hari ini udah boleh pulang, sementara harus tinggal di hotel karna belum dapet tempat tinggal...
Bawaan saya buanyakkkk banget, praise Lord ada Ps.Nuah yang bantuin kita pindahan dengan segala gotong2 saya yang masih pake kursi roda.

Kenalin ini abe, brother from another family...
udah macem keluarga si abe tuh, udah temenan 10 taun dari jaman piyik.
kebetulan jenguk waktu di hotel pas lagi parah2nya badan abis kemo...
mami abis nangis, abis curhat sama abe dan saya pura2 tidur aja dengerinnya....

Bersambung....

Comments

  1. Halo semuanya, Nama saya Siska wibobo saya tinggal di Surabaya di Indonesia, saya seorang mahasiswa, saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman untuk sangat berhati-hati karena ada banyak perusahaan pinjaman penipuan dan kejahatan di sini di internet , Sampai saya melihat posting Bapak Suryanto tentang Nyonya Esther Patrick dan saya menghubunginya melalui email: (estherpatrick83@gmail.com)

    Beberapa bulan yang lalu, saya putus asa untuk membantu biaya sekolah dan proyek saya tetapi tidak ada yang membantu dan ayah saya hanya dapat memperbaiki beberapa hal yang bahkan tidak cukup, jadi saya mencari pinjaman online tetapi scammed.

    Saya hampir tidak menyerah sampai saya mencari saran dari teman saya Pak Suryanto memanggil saya pemberi pinjaman yang sangat andal yang meminjamkan dengan pinjaman tanpa jaminan sebesar Rp200.000.000 dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau tekanan dengan tingkat bunga rendah 2 %. Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa rekening bank saya dan menemukan bahwa nomor saya diterapkan langsung ditransfer ke rekening bank saya tanpa penundaan atau kekecewaan, segera saya menghubungi ibu melalui (estherpatrick83@gmail.com)

    Dan juga saya diberi pilihan apakah saya ingin cek kertas dikirim kepada saya melalui jasa kurir, tetapi saya mengatakan kepada mereka untuk mentransfer uang ke rekening bank saya, karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres atau penundaan.

    Yakin dan yakin bahwa ini asli karena saya memiliki semua bukti pemrosesan pinjaman ini termasuk kartu ID, dokumen perjanjian pinjaman, dan semua dokumen. Saya sangat mempercayai Madam ESTHER PATRICK dengan penghargaan dan kepercayaan perusahaan yang sepenuh hati karena dia benar-benar telah membantu hidup saya membayar proyek saya. Anda sangat beruntung memiliki kesempatan untuk membaca kesaksian ini hari ini. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman, silakan hubungi Madam melalui email: (estherpatrick83@gmail.com)

    Anda juga dapat menghubungi saya melalui email saya di (siskawibowo71@gmail.com) jika Anda merasa kesulitan atau menginginkan prosedur untuk mendapatkan pinjaman

    Sekarang, yang saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman bulanan yang saya kirim langsung ke rekening bulanan Nyonya seperti yang diarahkan. Tuhan akan memberkati Nyonya ESTHER PATRICK untuk Segalanya. Saya bersyukur

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

4 tahun perjuangan melawan kanker

Waiting for miracle

R I P Acute Lymphobastic Leukemia