K E M A T I A N

           K e m a t i a n. mungkin terdengar mengerikan. Sekilas, membayangkan rasa sakitnya kehilangan orang terdekat yang kita cintai untuk selamanya. Yang ada menjadi hilang. Biasanya ada yang menemani, kini sendirian. Biasanya berbagi cerita, kini hanya dapat bungkam. Memikirkan yang telah tiada. Terkadang dengan banyak penyesalan, " kenapa waktu dulu dia hidup saya........". 

           Selama hidup saya belum pernah kehilangan seseorang yang sangat dekat dan saya cintai. Tapi, saya tahu rasanya menjadi M A T I. 
Saat itu kehidupan serasa melayang, seperti berpindah dari satu dimensi ke dimensi lain. Mendadak dan sekejap. Hati dan alam bawah sadar menolak untuk mati, meninggalkan dimensi yang disebut 'Dunia'. Yang saya ingat, pikir saya saat itu adalah membayangkan betapa akan histerisnya kedua orang tua saya kalau saya mati. Dan, apakah saya sudah maksimal dalam hidup? sudahkah saya mengakhirinya dengan baik?Berkali-kali saya mencoba untuk kembali ke dimensi itu, tapi saya tidak punya kuasa saat itu.
Saya berjalan namun tidak kemana-mana. 
Keluarga adalah hal terakhir yang saya lihat sebelum saya koma, dan selama saya di dimensi lain cuma itu yang terpikir oleh saya. 
Menulis perkara ini sungguh tidak mudah, butuh keberanian dan waktu untuk menenangkan diri. Karena mengingat, sama saja seperti menjelajahi memori yang lalu. 

            Mungkin banyak quotes menyebutkan, 'orang mati tidak tahu kalau dia mati, yang bersedih dan repot adalah orang sekitar'. Menurut saya, tidak. Saya sadar saya sedang berada di antara hidup dan mati, dan saya pun frustasi karena meninggalkan orang-orang yang saya cintai sungguh tidak mudah. Apalagi untuk 'selamanya', yang mungkin hanya 100 tahunnya dimensi dunia. 

           Saat isolasi saya berfikir banyak hal. Saat kecil atau mungkin sampai besar kadang saya berfikir seperti apa jika saya mati? apakah benar-benar sampai segitu kehidupan saya? ataukah ada kehidupan setelah saya mati di dunia?
Setelah koma saya menjadi tau, kehidupan di dunia memang sungguh dipertanggung jawabkan oleh kita kepada Tuhan. 
Karena hidup tidak berhenti hanya di dunia. 

          Sebenarnya untuk orang yang mengalami kematian adalah keuntungan, untuk bertemu Sang Pencipta. Kembali ke rumah Bapa yang tenang dan damai. 
Namun terpikirkah saat kita mati, perlahan kita akan dilupakan?
Setiap hal tentang diri kita tinggal cerita.. 
Dan apakah yang akan orang ceritakan tentang kita?
Apakah itu suatu hal yang baik? atau justru sebaliknya?
Saya jadi berfikir, saya harus membuat cerita hidup saya selama di dunia menjadi sebuah cerita yang baik untuk dikenang dan diceritakan.

Hidup di dunia seperti sedang berlari marathon.
Ada saatnya berjalan, ada saatnya berlari, yang jelas Jangan Berhenti.
Bukan tentang siapa yang paling cepat mengakhiri pertandingan, tapi seberapa maksimal kita dalam berlari.
Setiap orang punya garis finish masing-masing, hanya saja kita tidak tau kapan kita akan mencapai garis finish itu.
Mungkin besok, 2 tahun lagi, 80 tahun lagi, atau bahkan 5 menit lagi.
Saat kita sedang memutuskan untuk melakukan hal-hal buruk mungkin saja tiba-tiba garis finish itu datang menghampiri.
Pastikan kita melakukan hal-hal yang positif dan maksimal dalam hidup ini sebelum menyentuh garis finish.
Bisa dilihat kan, mengakhiri pertandingan bukanlah suatu hal yang menyedihkan?
Malah Tugas kita sudah selesai, kita diperbolehkan untuk berhenti.

           Setiap hari saya memeluk orang tua saya sesering mungkin. Setiap kali saya memeluk mereka dalam benak saya berkata, 'Suatu hari nanti saya akan merindukan masa-masa ini, yang tidak akan pernah bisa diulang lagi.'
Sesering mungkin saya meluangkan waktu untuk mereka, karena buat saya mereka adalah orang-orang yang paling saya cintai di bumi ini. 
Setiap kali saya quality time dengan mereka benak saya berkata, ' ini akan menjadi kenangan indah yang kelak akan saya ceritakan pada anak cucu saya'. 
Setiap kali mami mencium kening saat bangun tidur, saat papi ngajak beli martabak berdua hanya untuk mencurahkan isi hati, setiap kali saya lihat mereka bekerja begitu keras untuk dapat memberikan apa yang saya butuhkan, setiap kali mereka menemani saya di moment-moment terpenting  dalam hidup saya... 
Mereka sudah tidak muda lagi, saya ingin di usia indah mereka saya selalu ada untuk mereka. 
Seperti mereka, yang selalu ada untuk saya.. 

          Sedih dan kehilangan akan selalu muncul dalam kehidupan, dalam mencintai. 
Kematian suatu saat akan kita alami juga, tetapi cerita tentang hidup kita akan selalu dikenang orang. 
Kehidupan bukan hanya sekedar kematian, dan kematian bukan hanya sekedar kehilangan. 

Comments

Popular posts from this blog

4 tahun perjuangan melawan kanker

Waiting for miracle

R I P Acute Lymphobastic Leukemia