DARURAT

Kenapa berjudul DARURAT? Karena semua tanpa persiapan, mendadak dan penting. 
Baru saja melepas kepergian engkong (opa) tercinta, berdamai dengan duka kehilangan, namun minggu selanjutnya tidak kalah mendebarkan. 
Tepatnya hari sabtu tanggal 8 april, setelah menyelesaikan pemakaman dan lainnya mukaku terlihat pucat. 
Tapi baru minggu lalu cek darah hasilnya baik semua, namun kami putuskan untuk tes darah lagi. 

Sore hari hasilnya keluar, dengan sangat cemas aku menelopon biotest. HB 12, Leukosit 8, Trombosit 60.000.
Hatiku tak karuan, aku langsung menangis dan meng-email dokter di malaysia untuk konsultasi. Dokter bilang harus secepatnya ke malaysia untuk bone marrow biopsi agar semua jelas. 
Sebelum mengurus mentalku yang sedang runtuh dihempas kabar buruk, aku langsung memesan tiket untuk besok hari. 
YA, BESOK HARI. 
Memesan tiket satu kali jalan atau one way ticket adalah hal yang mengerikan. 
Karena tidak ada kepastian kapan bisa kembali, harus berapa lama disana, bagaimana metode pengobatan selanjutnya. 
Aku pergi berdua dengan mami seperti biasanya, kami hanya membawa baju secukupnya dan rice cooker. 

Hari itu aku bertanya-tanya, bukannya kalau sudah transplantasi kemungkinan relapse atau kambuh itu sangat sedikit? 
Aku yang baru saja menghadapi kematian engkong jadi berpikir macam-macam, apakah ini akhir perjuanganku? 
Mengapa rasanya Tuhan tidak berhenti menguji aku? 
Aku lelah secara mental dan fisik. 
Sepanjang malam aku bertanya-tanya kepada Tuhan. 

Keesokan harinya, aku bangun dan mengamati langin dari balkon kamarku. 
Langit Indonesia yang lagi-lagi harus berpisah, aku mengambil foto sekitar rumah. Bila saja nanti akan kubutuhkan jika rindu rumah melanda seperti tahun lalu. 
Tak banyak waktu, aku dan mami harus bergegas ke bandara. 
Memeluk papi dengan erat dan melambaikan kakak laki-laki ku. 
Perjuangan kembali menantiku. 

Meski aku terlihat tenang, namun hatiku bergejolak. Sulit rasanya untuk berdoa. 
Bukan karena aku lelah disuntik sana sini dan kesakitan, tapi aku tak tega melihat mami harus berjuang menemaniku dan papi harus bekerja keras untuk mencari uang kesana kesini. 
Belum hutang kami yang tahun lalu lunas, ini masih harus biaya besar keluar lagi. 
Entah dari mana nanti biaya pengobatan nya. Aku tak tega melihat mereka kesusahan. 
Sempat aku meminta lebih baik aku dipanggil Tuhan secepatnya dari pada menyusahkan orang tua. 

Minggu sore, 
Kami sampai di subang jaya dan langsung ke hotel tanpa membuat reservasi. 
Receptionist bilang kamar sudah full, sementara kami lelah dari pagi belum makan dan gak tau harus kemana. 
Namun beberapa menit reception bilang kalau ternyata ada kamar 1 kosong. 
Setelah kami langsung meng-iyakam kamar itu, ada sebuah keluarga yang sama menanyakan kamar. Namun kali ini benar2 tidak ada. 
Dari mulai datang sepertinya Tuhan masih ada di sisi kami, bahkan hanya untuk hal sepele seperti kamar hotel ini. 

Senin, 10 april 
Bone marrow biopsi & bertemu dokter. 
Cek darah kembali dan kondisi darah semakin buruk. 

Selasa, 11 april
Dokter datang dan memberi tahu bahwa sel kanker itu benar-benar datang kembali. 
Dokter bilang ini bukan faktor kelelahan atau makanan, hanya penyakitnya saja yang memang datang lagi. 
Dia nampak kecewa, bahkan dokter-ku pun terlihat sangat kecewa. Dia memang dokter yang sangat baik. 
Hari itu juga aku harus melakukan operasi memasukan kateter di dadaku seperti dulu. 
Lalu setelah itu langsung masuk kamar rawatan. 

Rencana dokter untuk pengobatan ku ke depan adalah 4 hari kemoterapi lalu pada hari ke 7 akan masuk stem cell koko yang sudah disimpan sebagai cadangan. 
Satu bulan harus full di RS karena darah akan drop dan lain2. 
Mirip Transplan tapi namanya DLI. 
Setelah itu dokter meminta koko untuk kembali diambil sum-sumnya untuk proses medis selanjutnya. 
Rencananya stem cell akan dimasukkan beberapa kali. Namun aku masih belum paham betul ke depannya bagaimana. 



Meragukan Tuhan adalah hal yang tidak mungkin aku lakukan, namun untuk kembali bersukacita itu yang sulit. 
Aku seperti ingin menyerah dan tenggelam dalam kalut kesedihan. 
Berkali-kali Tuhan memberi ayat-ayat kekuatan tapi sulit untuk kuserap. 

Namun pada akhirnya aku mendengar sebuah firman dari Pst Nala yang isinya "Di dalam Tuhan ada KEPASTIAN". 
Tertampar dengan firman ini, di dalam Tuhan ada kepastian. 
Masihkah aku meragukan Tuhan? 

Dan Tuhan mempertemukan ku dengan ci reren, anak teman mami yang me rekomendasikan RS Sime darby ini. 
Dia sempat sharing tentang pengalamannya yang mirip denganku, namun penyakitnya berbeda. Dia mengidap Anemia plastik dan menjalani 2x masuk stem cell sepertiku. Dan sampai hari ini dia sembuh dan sehat bahkan sudah menikah, dia pun kena saat umur 18an.
"Sekarang ini bukan lagi masalah hidup atau mati, tapi kalau kita udah bareng Yesus kita udah aman". 
What a powerful words ci, itu mengubah semua perspektif ku. 

Berjalan bersama Yesus adalah yang utama dan terpenting, entah jalannya terjal bebatuan ataukah mulus. Asalkan bersama Yesus aku aman, aku percaya dana pasti Tuhan cukupi, keluarga ku pun dikuatkan. 

Tidak usah khawatir dengan ketangguhanku menghadapi kanker yang sepertinya senang sekali ngajak berantem ini. Aku akan terus maju, melawan dan menjadi pemenang.  

Hari-hari di malaysia tidak sesulit dulu saat pertama kali, sekarang kami punya banyak teman komunitas pasien dari Indonesia. 
Bisa saling membantu urusan tempat tinggal, saling mendukung, mendoakan atau sekedar menghilangkan rasa rindu pada indonesia. 

Banyak juga yang datang menjenguk, Malaikat kami Pst Nuah dari CHC KL, tim SOS KL, team ECC yang kebetulan lagi berkunjung ke malaysia, dan Ko markus ci margaret yang juga malaikat kami dari dulu. Doa dan kunjungan mereka itu sangat berarti buat aku dan mami. Di tengah keadaan sama-sama sedang kalut harus ada yang menguatkan. 

Bersyukur semua teman-teman dari manapun juga ikut menyemangati aku di instagram atau chat personal.

Ini hanyalah sebuah penggalan cerita dalam satu buku, yang aku percaya belum berhenti Tuhan tuliskan.

Dan 1 ayat Alkitab yang sangat menguatkan ku saat ini. Kunci dari senyum yang hari ini hadir kembali di raut wajahku dan meringankan perjalanan terjal ini, PERCAYA.
Yohanes 11:40
Jawab Yesus: "bukankah sudah Kukatakan kepadamu: jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah? ".

Comments

  1. tetep kuat dan berserah sama Tuhan ya. Tidak ada yang mustahil BagiNya. Tuhan akan memberikan yang terbaik .

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

4 tahun perjuangan melawan kanker

Waiting for miracle

R I P Acute Lymphobastic Leukemia